Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Itu Konsep Metode Sistem Pakar Dempster Shafer

Bagaimana Konsep Metode Sistem Pakar Dempster Shafer?

Teori Dempster-Shafer, juga dikenal sebagai Teori Massa, adalah teori matematika yang digunakan untuk memodelkan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Teori ini dikembangkan oleh Glenn Shafer dan Arthur Dempster pada tahun 1960-an dan 1970-an.

Teori Dempster-Shafer menggantikan teori probabilitas klasik dengan memperkenalkan konsep "massa" sebagai ukuran ketidakpastian. Massa adalah jumlah dari seluruh probabilitas yang mungkin terkait dengan suatu peristiwa atau hipotesis. Dalam teori ini, massa juga dapat diinterpretasikan sebagai tingkat keyakinan atau ketidakpercayaan terhadap suatu hipotesis.

Beberapa konsep penting dalam Teori Dempster-Shafer meliputi:

1. Frame of discernment: Konsep ini mengacu pada himpunan semua hipotesis yang mungkin terkait dengan suatu peristiwa atau fenomena.

2. Basic probability assignment (BPA): BPA adalah distribusi massa yang menunjukkan tingkat keyakinan atau ketidakpercayaan terhadap masing-masing hipotesis dalam frame of discernment. BPA harus memenuhi kriteria Dempster, yaitu jumlah massa dari semua hipotesis dalam frame of discernment harus sama dengan satu.

3. Conflict: Konflik terjadi ketika terdapat hipotesis yang saling bertentangan dalam frame of discernment. Konflik dapat diatasi dengan menggunakan metode Dempster's Rule of Combination, yang menggabungkan BPA untuk menghasilkan distribusi massa baru.

4. Belief function: Fungsi keyakinan adalah ukuran tingkat keyakinan terhadap suatu hipotesis tertentu. Fungsi keyakinan dapat dihitung dari distribusi massa dengan menggunakan rumus Dempster-Shafer.

Secara umum Teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu interval:

[Belief,Plausibility]

Belief

Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence (gejala) dalam mendukung suatu himpunan bagian. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukan adanya kepastian.

Plausibility

Plausibility (Pl) dinotasikan sebagai:

Pl(s)= 1 – Bel(¬­­­­­­­­­s)­­­­­­­

Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika kita yakin akan –s, maka dapat dikatakan bahwa Bel(¬s)=1, dan Pl(¬s)=0. Plausability akan mengurangi tingkat kepercayaan dari evidence. Pada teori Dempster-Shafer kita mengenal adanya frame of discernment yang dinotasikan dengan θ dan mass function yang dinotasikan dengan mFrame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis sehingga disebut dengan environtment.

Misalkan: θ = {A, B, C, D, E, F, G, H, I, J}
Dengan :
A   = Gagal Ginjal Kronik
B   = Kanker Ginjal
C   = Pielonefritis
D   = Sindroma Nefrotik
E    = Hidronefrosis
F    = Kanker Kandung Kemih
G   = Ginjal Polikista
H   = Nefritis Tubulointerstisialis
I     = Sistitis
J     = Infeksi Saluran Kemih

Mass Function

Sedangkan mass function (m) dalam teori Dempster-Shafer adalah tingkat kepercayaan dari suatu evidence measure sehingga dinotasikan dengan (m). Untuk mengatasi sejumlah evidence pada teori Dempster-Shafer menggunakan aturan yang lebih dikenal dengan Dempster’s Rule of Combination.

Teori Dempster-Shafer

Teori Dempster-Shafer

Dengan :
m1 (X) adalah mass function dari evidence X
m2 (Y) adalah mass function dari evidence Y
m3(Z) adalah mass function dari evidence Z
κ  adalah jumlah conflict evidence

Teori Dempster-Shafer telah diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk sistem pakar, pengenalan pola, dan pengambilan keputusan. Keuntungan dari teori ini adalah mampu mengatasi ketidakpastian dan ketidakjelasan dalam informasi, serta mampu menggabungkan informasi dari berbagai sumber. Namun, kelemahannya adalah kompleksitas perhitungan dan interpretasi hasil yang rumit.

Kelebihan dan Kekuranagn menggunakan metode Dempster Shafer?

Metode Dempster-Shafer memiliki beberapa kelebihan yang menjadikannya pilihan yang baik dalam pengambilan keputusan, di antaranya:

1. Mengatasi ketidakpastian: Metode ini mampu mengatasi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dengan menggabungkan bukti atau informasi dari berbagai sumber yang saling bertentangan dan tidak lengkap.

2. Memberikan hasil yang lebih akurat: Dalam pengambilan keputusan yang kompleks dan penuh ketidakpastian, metode Dempster-Shafer dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan dapat dipercaya dibandingkan dengan metode yang hanya mengandalkan satu bukti atau informasi saja.

3. Memungkinkan untuk mengeksplorasi semua kemungkinan: Metode ini memungkinkan untuk mengeksplorasi semua kemungkinan dalam pengambilan keputusan, termasuk kemungkinan-kemungkinan yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

4. Fleksibel: Metode Dempster-Shafer dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti keuangan, kedokteran, dan teknologi, serta dapat diadaptasi untuk memecahkan berbagai jenis masalah pengambilan keputusan.


Namun, metode Dempster-Shafer juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:

1. Komputasi yang kompleks: Penghitungan mass function dan aturan Dempster's Rule of Combination dapat menjadi sangat kompleks dan memakan waktu, terutama jika terdapat banyak bukti atau informasi yang harus digabungkan.

2. Keterbatasan dalam mengatasi ketidakpastian yang ekstrem: Metode ini mungkin tidak efektif dalam mengatasi ketidakpastian yang ekstrem atau keadaan di mana tidak ada bukti atau informasi yang tersedia.

3. Memerlukan pengetahuan yang tepat: Metode Dempster-Shafer memerlukan pengetahuan yang tepat tentang hubungan antara bukti atau informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, dan jika pengetahuan ini tidak akurat, maka hasil yang dihasilkan oleh metode ini juga tidak akurat.