Contoh Kata Baku dan Kata Tidak Baku dalam Bahasa Indonesia


Contoh Kata Baku dan Kata Tidak Baku dalam Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia yang baik dan benar menggunakan kata-kata baku. Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditetapkan. Sebaliknya, kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Dalam penulisan, menggunakan kata baku sangat penting. Hal ini karena kata baku dapat membuat tulisan menjadi lebih formal dan mudah dipahami. Selain itu, penggunaan kata baku juga dapat menghindari kesalahan dalam penulisan.

Berikut ini adalah contoh-contoh kata baku dan kata tidak baku:

contoh kata baku dan tidak baku

Kata baku sesuai aturan, tidak baku menyimpang.

  • Baku: rumah, tidak baku: umah
  • Baku: makan, tidak baku: maen
  • Baku: pergi, tidak baku: pergii
  • Baku: sekolah, tidak baku: sekolahan
  • Baku: bagus, tidak baku: bagoes
  • Baku: pintar, tidak baku: pinter
  • Baku: cantik, tidak baku: cakep

Gunakan baku dalam tulisan resmi, hindari tidak baku.

Baku: rumah, tidak baku: umah

Kata “rumah” adalah kata baku yang berarti bangunan untuk tempat tinggal. Sedangkan kata “umah” adalah kata tidak baku yang juga berarti bangunan untuk tempat tinggal, tetapi penggunaannya lebih terbatas pada daerah-daerah tertentu di Indonesia.

  • Penggunaan kata “rumah”

    Kata “rumah” dapat digunakan dalam berbagai situasi dan konteks. Misalnya, kita dapat mengatakan “Saya tinggal di rumah”, “Rumah saya besar”, atau “Rumah itu sederhana”.

  • Penggunaan kata “umah”

    Kata “umah” umumnya hanya digunakan dalam situasi dan konteks tertentu. Misalnya, kita dapat mengatakan “Umah adat suku Dayak” atau “Umah panggung khas Betawi”.

  • Perbedaan makna antara “rumah” dan “umah”

    Pada dasarnya, kata “rumah” dan “umah” memiliki makna yang sama, yaitu bangunan untuk tempat tinggal. Namun, dalam beberapa kasus, kata “umah” dapat memiliki makna yang lebih spesifik. Misalnya, “rumah adat” berarti bangunan untuk tempat tinggal yang memiliki ciri-ciri khusus sesuai dengan adat istiadat suatu daerah.

  • Kesimpulan

    Kata “rumah” adalah kata baku yang lebih umum digunakan, sedangkan kata “umah” adalah kata tidak baku yang penggunaannya lebih terbatas. Dalam penulisan resmi, sebaiknya kita menggunakan kata “rumah” daripada kata “umah”.

Demikian penjelasan tentang perbedaan antara kata baku “rumah” dan kata tidak baku “umah”. Semoga bermanfaat!

Baku: makan, tidak baku: maen

Kata “makan” adalah kata baku yang berarti memasukkan makanan ke dalam mulut dan mengunyahnya. Sedangkan kata “maen” adalah kata tidak baku yang juga berarti memasukkan makanan ke dalam mulut dan mengunyahnya, tetapi penggunaannya lebih terbatas pada situasi informal dan percakapan sehari-hari.

  • Penggunaan kata “makan”

    Kata “makan” dapat digunakan dalam berbagai situasi dan konteks. Misalnya, kita dapat mengatakan “Saya makan nasi”, “Makan siang saya di restoran”, atau “Jangan lupa makan!”.

  • Penggunaan kata “maen”

    Kata “maen” umumnya hanya digunakan dalam situasi informal dan percakapan sehari-hari. Misalnya, kita dapat mengatakan “Aku lagi maen bakso” atau “Jangan maen-maen sama makanan!”.

  • Perbedaan makna antara “makan” dan “maen”

    Pada dasarnya, kata “makan” dan “maen” memiliki makna yang sama, yaitu memasukkan makanan ke dalam mulut dan mengunyahnya. Namun, dalam beberapa kasus, kata “maen” dapat memiliki makna yang lebih spesifik. Misalnya, “maen bakso” berarti makan bakso.

  • Kesimpulan

    Kata “makan” adalah kata baku yang lebih umum digunakan, sedangkan kata “maen” adalah kata tidak baku yang penggunaannya lebih terbatas. Dalam penulisan resmi, sebaiknya kita menggunakan kata “makan” daripada kata “maen”.

Demikian penjelasan tentang perbedaan antara kata baku “makan” dan kata tidak baku “maen”. Semoga bermanfaat!

Baku: pergi, tidak baku: pergii

Kata “pergi” adalah kata baku yang berarti meninggalkan suatu tempat menuju tempat lain. Sedangkan kata “pergii” adalah kata tidak baku yang juga berarti meninggalkan suatu tempat menuju tempat lain, tetapi penggunaannya lebih terbatas pada situasi informal dan percakapan sehari-hari.

  • Penggunaan kata “pergi”

    Kata “pergi” dapat digunakan dalam berbagai situasi dan konteks. Misalnya, kita dapat mengatakan “Saya pergi ke sekolah”, “Pergi liburan yuk!”, atau “Jangan lupa pergi ke dokter!”.

  • Penggunaan kata “pergii”

    Kata “pergii” umumnya hanya digunakan dalam situasi informal dan percakapan sehari-hari. Misalnya, kita dapat mengatakan “Aku lagi pergii ke mall” atau “Jangan pergii-pergii terus!”.

  • Perbedaan makna antara “pergi” dan “pergii”

    Pada dasarnya, kata “pergi” dan “pergii” memiliki makna yang sama, yaitu meninggalkan suatu tempat menuju tempat lain. Namun, dalam beberapa kasus, kata “pergii” dapat memiliki makna yang lebih spesifik. Misalnya, “pergii haji” berarti pergi ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji.

  • Kesimpulan

    Kata “pergi” adalah kata baku yang lebih umum digunakan, sedangkan kata “pergii” adalah kata tidak baku yang penggunaannya lebih terbatas. Dalam penulisan resmi, sebaiknya kita menggunakan kata “pergi” daripada kata “pergii”.

Demikian penjelasan tentang perbedaan antara kata baku “pergi” dan kata tidak baku “pergii”. Semoga bermanfaat!

Baku: sekolah, tidak baku: sekolahan

Kata “sekolah” adalah kata baku yang berarti tempat untuk belajar dan mengajar. Sedangkan kata “sekolahan” adalah kata tidak baku yang juga berarti tempat untuk belajar dan mengajar, tetapi penggunaannya lebih terbatas pada situasi informal dan percakapan sehari-hari.

Penggunaan kata “sekolah” dapat digunakan dalam berbagai situasi dan konteks. Misalnya, kita dapat mengatakan “Saya pergi ke sekolah”, “Sekolah saya besar”, atau “Sekolah itu bagus”.

Penggunaan kata “sekolahan” umumnya hanya digunakan dalam situasi informal dan percakapan sehari-hari. Misalnya, kita dapat mengatakan “Aku lagi di sekolahan” atau “Jangan bolos sekolahan!”.

Perbedaan makna antara “sekolah” dan “sekolahan” terletak pada tingkat formalitasnya. Kata “sekolah” lebih formal daripada kata “sekolahan”. Oleh karena itu, dalam penulisan resmi, sebaiknya kita menggunakan kata “sekolah” daripada kata “sekolahan”.

Demikian penjelasan tentang perbedaan antara kata baku “sekolah” dan kata tidak baku “sekolahan”. Semoga bermanfaat!

Baku: bagus, tidak baku: bagoes

Kata “bagus” adalah kata baku yang berarti baik, cantik, atau menarik. Sedangkan kata “bagoes” adalah kata tidak baku yang juga berarti baik, cantik, atau menarik, tetapi penggunaannya lebih terbatas pada situasi informal dan percakapan sehari-hari.

  • Penggunaan kata “bagus”

    Kata “bagus” dapat digunakan dalam berbagai situasi dan konteks. Misalnya, kita dapat mengatakan “Rumah ini bagus”, “Bajumu bagus!”, atau “Makanan ini bagus sekali”.

  • Penggunaan kata “bagoes”

    Kata “bagoes” umumnya hanya digunakan dalam situasi informal dan percakapan sehari-hari. Misalnya, kita dapat mengatakan “Mobilmu bagoes banget!” atau “Penampilanmu bagoes hari ini”.

  • Perbedaan makna antara “bagus” dan “bagoes”

    Pada dasarnya, kata “bagus” dan “bagoes” memiliki makna yang sama, yaitu baik, cantik, atau menarik. Namun, dalam beberapa kasus, kata “bagoes” dapat memiliki makna yang lebih spesifik. Misalnya, “bagoes” dapat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang sangat baik atau luar biasa.

  • Kesimpulan

    Kata “bagus” adalah kata baku yang lebih umum digunakan, sedangkan kata “bagoes” adalah kata tidak baku yang penggunaannya lebih terbatas. Dalam penulisan resmi, sebaiknya kita menggunakan kata “bagus” daripada kata “bagoes”.

Demikian penjelasan tentang perbedaan antara kata baku “bagus” dan kata tidak baku “bagoes”. Semoga bermanfaat!

Baku: pintar, tidak baku: pinter

Kata “pintar” adalah kata baku yang berarti cerdas atau pandai. Sedangkan kata “pinter” adalah kata tidak baku yang juga berarti cerdas atau pandai, tetapi penggunaannya lebih terbatas pada situasi informal dan percakapan sehari-hari.

Penggunaan kata “pintar” dapat digunakan dalam berbagai situasi dan konteks. Misalnya, kita dapat mengatakan “Dia anak yang pintar”, “Saya pintar matematika”, atau “Mahasiswa itu pintar sekali”.

Penggunaan kata “pinter” umumnya hanya digunakan dalam situasi informal dan percakapan sehari-hari. Misalnya, kita dapat mengatakan “Adikku pinter banget!” atau “Dia pinter main gitar”.

Perbedaan makna antara “pintar” dan “pinter” terletak pada tingkat formalitasnya. Kata “pintar” lebih formal daripada kata “pinter”. Oleh karena itu, dalam penulisan resmi, sebaiknya kita menggunakan kata “pintar” daripada kata “pinter”.

Demikian penjelasan tentang perbedaan antara kata baku “pintar” dan kata tidak baku “pinter”. Semoga bermanfaat!

Baku: cantik, tidak baku: cakep

Kata “cantik” adalah kata baku yang berarti elok atau rupawan. Sedangkan kata “cakep” adalah kata tidak baku yang juga berarti elok atau rupawan, tetapi penggunaannya lebih terbatas pada situasi informal dan percakapan sehari-hari.

Penggunaan kata “cantik” dapat digunakan dalam berbagai situasi dan konteks. Misalnya, kita dapat mengatakan “Dia perempuan yang cantik”, “Bunga ini cantik sekali”, atau “Pemandangannya cantik banget”.

Penggunaan kata “cakep” umumnya hanya digunakan dalam situasi informal dan percakapan sehari-hari. Misalnya, kita dapat mengatakan “Cewek itu cakep banget!” atau “Penampilanmu cakep hari ini”.

Perbedaan makna antara “cantik” dan “cakep” terletak pada tingkat formalitasnya. Kata “cantik” lebih formal daripada kata “cakep”. Oleh karena itu, dalam penulisan resmi, sebaiknya kita menggunakan kata “cantik” daripada kata “cakep”.

Demikian penjelasan tentang perbedaan antara kata baku “cantik” dan kata tidak baku “cakep”. Semoga bermanfaat!

Conclusion

Demikian contoh-contoh kata baku dan kata tidak baku dalam bahasa Indonesia. Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditetapkan, sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Dalam penulisan, menggunakan kata baku sangat penting. Hal ini karena kata baku dapat membuat tulisan menjadi lebih formal dan mudah dipahami. Selain itu, penggunaan kata baku juga dapat menghindari kesalahan dalam penulisan.

Mari kita biasakan menggunakan kata baku dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berbicara maupun menulis. Dengan demikian, kita dapat turut menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

close